Bicara
tentang pemikiran seorang Karl Marx tentu akan sangat berbahaya, karena Karl
Marx adalah seorang tokoh Komunisme bahkan dijuluki sebagai Bapak Komunisme.
Pemikiran-pemikirannya sangatlah berpengaruh terhadap kaum-kaum komunis. Namun
disamping itu pula ada beberapa pemikirannya yang bisa dibilang relevan dengan
peraturan yang ada di Indonesia. salah satunya pemikirannya tentang kelas
sosial. Karya Karl Marx yang paling terkenal adalah “ DAS KAPITAL”, merupakan
buku pertama yang terbit tahun 1848 (ditulis di akhit hayatnya). Berisi tentang
teori-teori kelas yang merupakan pokok-pokok dari interpretasi sejarah ekonomi.
Sejarah kehidupan manusia kata Marx, tidak lebih dari pertentangan kelas atau
golongan, kelas terdiri dari kaum Proletar (bawah) dab kaum Kapitalis (pemilik
modal). Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa: “sejarah dari segala
bentuk masyarakat dari dahulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian antar
golongan”. Menurut pandangannya, sejak masyarakat manusia mulai dari bentuknya
yang primitif secara relatif tidak berbeda satu sama lain, masyarakat itu tetap
mempunyai perbedaan-perbedaan fundamental antara golongan yang bertikai di
dalam mengejar kepentingan masing-masing golongannya.
Di kehidupan bermasyarakat tentu ada
sebuah produksi. Dalam sebuah produksi sudah pasti ada Kapitalis dan
Proletariat, seperti contohnya di Daerah saya terdapat banyak industri marmer,
Dengan besarnya permintaan properti yang terbuat dari batu alam khususnya
marmer, tentu banyak dari orang-orang khususnya di Daerah saya ingin
mengembangkan industri ini. dengan memiliki pabrik seseorang sudah dapat
memanage sebuah kumpulan buruh. Setiap harinya banyak buruh yang bekerja di
sebuah pabrik milik perseorangan atau kelompok. Dengan kekayaan yang dimiliki
oleh pihak pemilik, telah disediakannya alat-alat potong batu maupun pemolesnya
dan para pekerja atau buruhlah yang mengerjakan proses industrinya. Ada banyak
pabrik yang semakin besar namun tidak sedikit pula pabrik yang mengalami
kebangkrutan, karena pihak pemilik dengan kekuasaannya sewenang-wenang terhadap
buruhnya, dan menyebabkan terjadinya konflik. Di sini bisa dilihat dimana
perbedaan stratanya terlihat berbeda. Namun dalam pemikiran Karl Marx mengenai
kelas sosial, pembagian kelas antara kapitalis dan proletar menyebabkan banyak
konflik. Karena atas wewenang dari kapitalis banyak kaum proletar yang dipaksa
untuk berproduksi lebih banyak atau dipecat karena keinginan untuk mendapatkan
keuntungan lebih diutamakan. Sedangkan pada level politis, Marx memprediksikan
peningkatan ketidak mampuan suatu masyarakat sipil untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. Atas dasar itulah Karl Marx
mengutarakan pemikiran tentang masyarakat tanpa kelas.
Meskipun
Marx sering berbicara tentang kelas – kelas sosial, ia tidak pernah
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah “kelas”. Seakan – akan arti
kata itu sudah jelas dengan sendirinya. Pada umumnya, mengikuti sebuah definisi
Lenin, kelas sosial dianggap sebagai golongan sosial dalam sebuah tatanan
masyarakat yang dtentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi. Tetapi
dalam tulisan Marx ada juga indikasi bahwa, bertentangan dengan hal itu, kelas
sosial merupakan gejala khas masyarakat pascafeodal, sedangkan golongan sosial
dalam masyarakat feodal dan kuno lebih tepat disebut “kasta”.
Niat yang disampaikan Marx pada
awal-awal saat mengemukakan pemikirannya tentang masyarakat tanpa kelas
terdengar mulia. Ia berniat untuk membebaskan manusia dari pengaruh mekanisme
kekuasaan yang terdapat dalam kegiatan produksi. Pengusaha, menurutnya,
mengambil lebih banyak dari pada apa yang diberikannya kepada buruh. Sehingga
semakin-hari ia makin kaya, dan si buruh makin miskin. Lalu Marx mengajukan
idenya tentang komunisme lewat uraiannya dalam Das Kapital. Ia menyerukan
adanya persamaan kelas dalam masyarakat, dengan katalain ia menganjurkan
dibentuknya masyarakat tanpa kelas.
Tidak seperti Weber, yang
menggunakan kelas sebagai kategori penggambaran masyarakat kapitalis pada saat
tertentu, Marx menghubungkan kelas dengan basis material untuk menguji
sumber-sumber perubahan dalam masyarakat kapitalis. Dalam Communist Manifesto
kelas-kelas tersebut adalah kaum Borjuis, “kelas para kapitalis modern, pemilik
faktor-faktor produksi modern dan majikan dari pekerja upahan”, dan kaum
Proletar,”kelas para pekerja upahan modern yang karena tidak memiliki
faktor-faktor produksi sendiri, terdesak untuk menjual tenaga mereka demi dapat bertahan hidup”
Namun Keinginan Marx untuk
menciptakan kesetraan atau dunia tanpa kelas tidak akan mungkin terjadi karena
sampai sekarang pun sistem kelas sosial masih terjadi. Tidak hanya dalam faktor
produksi dan ekonomi saja, bahkan kelas-kelas sosial terbentuk pula dalam suatu
kepercayaan atau kita sebut dengan agama. Salah satu agama yang menerapkan
kelas-kelas sosial itu adalah agama Hindu, dalam agama hindu terdapat sistem
kelas yang disebut dengan kasta. Dalam pembagian kasta ini mempunyai sejarah
yang dipercayai oleh umat Hindu yaitu ketika bangsa Arya menetap di
pinggir-pinggir sungai Indu, Gangga dan Brahmaputra, mereka dipaksa untuk
membagi masyarakat mereka ke dalam empat kelompok yang berbeda berdasarkan atas
pekerjan untuk memperlancar pembagian tugas atau fungsi dari masyarakat. Empat
kelompok itu adalah Brahmanayaitu, kelompok pendeta bekerja di pura, belajar
dan menyebarkan agama. Selanjutnya adalahKshatriya yaitu kelompok prajurit
untuk memerintah dan membela Negara. Waisya - kelompok pengusaha untuk
menjadikan semua komoditas didistribusikan secara benar. Shudra yaitu untuk membantu kelompok lain dalam tugas
mereka masing-masing.
Sistem Kelas sosial ini masih
dianggap sangat relevan sampai saat ini karena adanya sikap adaptif dari kelas
kapitalis. Menurut Marx adaptasi kaum kapitalis terhadap kaum proletar salah
satunya ditunjukan dengan adanya jaminan sosial. Jaminan sosial ini adalah
salah satu cara agar kaum buruh tidak melakukan revolusi sosial. Selain itu
kelas sosial yang terjadi saat ini karena belum adanya kesadaran kelas, kelas
sosial juga dilanggengkan karena adanya hegemoni yaitu pengaruh yang secara
tidak sadar masuk ke dalam diri sendiri. Sehingga kaum buruh secara tidak sadar
telah dieksploitasi oleh kaum kapitalis dengan bekerja sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang telah ditentukan oleh pemilik modal dan mereka tidak melakukan
perlawanan karena kaum kapitalis telah membenrikan suatu jaminan sosial
terhadap mereka.